Kehilangan gigi dapat terjadi pada semua orang dengan penyebab yang bervariasi. Umumnya, kehilangan gigi terjadi karena kerusakan gigi yang mengharuskan gigi tersebut untuk dicabut. Selain itu, kehilangan gigi juga dapat dikarenakan trauma kecelakaan, penyakit gusi (periodontitis), dan atau karena penuaan.

Di jaman modern ini, masih banyak orang yang kurang paham ataupun menganggap sepele plak gigi. Padahal, bahaya plak gigi patut diantisipasi karena dapat menjadi penyebab berbagai masalah gigi dan mulut, terutama penyakit jaringan pendukung gigi (periodontal).

Gigi bungsu adalah gigi geraham terakhir yang tumbuh pada usia rata-rata 17-25 tahun. Sebagai gigi yang keluar paling akhir, gigi bungsu sering kali tidak mendapat ruang yang cukup untuk tumbuh, sehingga gigi bungsu tumbuh miring (impaksi) dan beresiko menimbulkan komplikasi. Lantas, apakah semua gigi bungsu yang tumbuh harus dilakukan pencabutan?

Gigi berlubang merupakan keluhan yang umum terjadi pada gigi, baik pada orang dewasa maupun anak-anak. Gigi berlubang terjadi karena bakteri memetabolisme sisa-sisa makanan yang tertinggal di mulut.

Sakit gigi bisa datang kapan saja, termasuk saat Anda berpuasa. Tak makan dan minum saat puasa ternyata berdampak pada kesehatan gigi dan mulut. Apalagi, ketika waktu berbuka tiba, makanan dan minuman manis biasanya jadi pilihan utama menu iftar yang bisa memicu kerusakan pada gigi.

Sakit gigi adalah gejala atau kondisi ketika gigi mengalami rasa sakit atau nyeri, dengan tingkatan keparahan yang bervariasi. Pada kebanyakan kasus, sakit gigi diakibat dari berbagai masalah pada gusi ataupun gigi.

Plak gigi, atau biasa disebut juga dengan istilah jigong, terbentuk dari kumpulan bakteri yang membentuk lapisan lengket dan menempel di permukaan gigi. Plak gigi dapat dihilangkan dengan rutin menyikat gigi.