Anda pencinta makanan atau minuman asam? Kenalilah terlebih dahulu erosi gigi.
Berbeda dengan gigi berlubang (karies gigi), erosi gigi merupakan kerusakan / kehilangan jaringan gigi yang bukan akibat dari bakteri. Ada beberapa penyebab erosi gigi, diantaranya asam dari makanan / minuman yang dikonsumsi dan asam dari dalam tubuh (dari muntah atau refluks asam lambung). Asam dalam makanan yang bersifat erosif yaitu asam sitrat, malat, fosfat, tartarat, asetat, dan karbonat. Makanan dan minuman yang berpotensi menyebabkan erosi gigi diantaranya:
- Soft drinks, sport drinks
- Jus buah kemasan
- Wine
- Beberapa produk teh herbal
- Permen asam
- Produk yang mengandung cuka
- Buah citrus seperti jeruk, lemon, anggur dan acar (bila dikonsumsi berlebihan)
- Tablet aspirin kunyah dan tablet vitamin C (bila dikonsumsi berlebihan)
Sebagai tindakan pencegahan, kita harus mengetahui jenis-jenis makanan dan minuman yang berpotensi menyebabkan erosi gigi. Setelah mengonsumsi produk asam, sebaiknya berkumur dengan air putih yang banyak. Bila sudah terjadi erosi gigi, penting untuk mengetahui jenis makanan/minuman asam yang relavan agar konsumsinya segera dieliminasi atau dikurangi. Selain itu juga disarankan untuk mengonsumsi makanan dan minuman yang dapat menetralkan asam, seperti keju, susu, dan permen karet tanpa gula. Produk ini dapat melindungi gigi dengan menstimulasi aliran liur (saliva) yang bersifat menetralkan asam dalam mulut sehingga dapat mencegah erosi dan juga gigi berlubang.
Jika erosi terus berlanjut tanpa penanganan, gigi akan semakin banyak terkikis dan mengakibatkan sensitivitas, rusaknya permukaan gigi, dan tentunya mengurangi estetika. Gigi yang sudah terlanjur rusak tersebut memerlukan perawatan khusus oleh dokter gigi. Perawatan yang dilakukan dapat berupa penambalan, veneer, hingga pembuatan mahkota tiruan (jacket crown), tergantung dari derajat kerusakan jaringan gigi. Gigi yang sensitif disarankan untuk menggunakan pasta gigi khusus dengan kandungan seperti potassium citrate yang mampu mengurangi rasa ngilu.
(By: drg. Elysia Santini)
Picture by : shutterstock.com
